Dampak Bahaya Makan Gorengan bagi Kesehatan

Gorengan adalah makanan favorit semua orang di Indonesia. Gorengan bisa di santap kapan saja dan di mana saja. Rasanya yang gurih mudah didapat membuat gorengan semakin diminati selain harganya yang sangat murah. Akan tetapi, walaupun memiliki rasa yang enak dan gurih, perlu diperhatikan juga bahwa makanan ini akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan apalagi jika terlalu sering mengkonsumsinya. Bukan sesuatu yang baru memang, kenyataan bahwa gorengan yang banyak mengandung minyak dan dikonsumsi secara terus menerus akan menjadi sumber kemunculan penyakit seperti kolesterol, jantung, tekanan darah tinggi, kegemukan, dan masih banyak lagi.

Tidak ada salahnya mengkonsumsi makanan favorit tapi harus di kontrol dan di atur pola makannya, tidak terlalu berlebihan. Gorengan terbukti mengandung lemak jenuh yang sangat tinggi dan hal inilah yang menjadi sumber penyakit jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Apalagi gorengan di beli dari pedagang langganan di pinggir jalan, dampak bahaya makan gorengan bagi kesehatan akan terlihat dari kebersihan yang belum tentu seratus persen dipercaya. Selain itu, plastik untuk membungkus gorengan belum tentu steril apalagi plastik yang digunakan merupakan plastik daur ulang.

Membeli gorengan adalah yang paling praktis karena tidak perlu repot di rumah, justru inilah yang menjadi sumber yang mengancam kesehatan para pecinta gorengan. Tidak hanya mengenai kebersihan tempat dan gorengan itu sendiri, melainkan polusi lingkungan tempat berjualan yang biasanya berada dipinggir jalan membuat gorengan sangat minim kesehatannya. Dampak bahaya makan gorengan bagi kesehatan seseorang sangatlah jelas dan nyata. Baik dari segi kebersihan, dari segi kandungan dari gorengan juga mengancam kesehatan konsumennya. Secara jelas, berikut ini sejumlah dampak bahaya makan gorengan bagi kehatan yang harus diperhatikan.

Dampak Bahaya Makan Gorengan

Terlalu banyak mengkonsumsi gorengan akan rentan mengalami gangguan pencernaan. Hal ini karena gorengan mengandung lemak yang tinggi. Bagi yang memiliki sistem pencernaan yang sensitif makan gorengan akan menjadi momok terjadinya masalah pencernaan.

Gorengan yang mudah terkontaminasi bakteri yang berbahaya apalagi gorengan yang dijual dipinggir jalan yang mana sangat rentan terkena debu, asap dan polusi jalanan lainnya. Penggunaan minyak goreng yang berkali-kali atau penggunaan minyak goreng bekas dalam proses penggorengan akan membuat gorengan mengandung radikal bebas epioksida yang membahayakan kesehatan tubuh.

Lemak trans yang terdapat pada gorengan akan memiliki dampak buruk seperti memicu kolesterol jahat tinggi, terserang jantung, kanker, dan penyakit lainnya.

Bisa menimbulkan rasa nyeri pada dada yang disebabkan adanya pergerakan asam lambung menuju esofagus. Hal ini disebabkan oleh terlalu sering menkonsumsi gorengan dalam jumlah banyak. Jadi, kurangi makan gorengan agar terhindar dari nyeri dada atau bisa menggantinya dengan makanan yang direbus atau dikukus.

Dalam jangka panjang, dampak bahaya makan gorengan adalah terserang kanker usus besar. Kanker tidak hanya karena pola makan yang tidak baik tapi juga kebiasaan buruk dalam mengonsumsi makanan juga menjadi pemicunya. Dalam membuat atau menggoreng biasanya menggunakan minyak yang telah berulang kali digunakan. Penggunaan yang terlalu sering dan berkali-kali juga akan meningkatkan pembentukan asam empedu yang ada dalam usus yang mengakibatkan usus mengalami iritasi.Selain rentan terserang kanker usus besar, dampak bahaya makan gorengan adalah terjadinya penyakit tukak lambung. Penyakit ini membuat luka di sekitar lambung ataupun usus yang akan menghasilkan rasa nyeri dalam sistem pencernaan dan hasil akhirnya sistem pencernaan bermasalah.
  
Gorengan juga menjadi berbahaya ditambah dengan tempat untuk membungkus gorengan tersebut yang menggunakan kertas bekas atau plastik daur ulang yang memang nyata bahayanya. Dampak negatifnya akan berdampak pada kerusakan otak, syaraf, reproduksi, dan bagian organ dalam lainnya.  Selain itu, mari kita ulas secara mendalam mengenai fakta gorengan.

Fakta Seputar Gorengan



  • Bahaya Akrilamida
    Berdasarkan penelitian yang didanai oleh Lembaga di Swedia menunjukan bahwa makanan yang banyak mengandung karbohidrat, seperti kentang, singkong dan ubi yang di proses dengan digoreng terbukti dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik ( pemicu kanker ) bernama akrilamida. Sementara bahan pangan yang direbus atau dikukus ternyata hanya mengandung sedikit senyawa akrilamida, sehingga tak berbahaya bagi kesehatan. Akrilamida merupakan senyawa kimia, yang umum dipakai di laboratorium. Selain itu pada umumnya diluar negeri Akrilamida dipakai untuk mengumpulkan kotoran dalam proses permurnian air minum pada PAM.

    Akrilamida berpotensi menimbulkan tumor, merusak DNA atau materi genetik juga merusak sistem reproduksi, mengganggu tingkat kesuburan serta dapat mengakibatkan keguguran. Jadi untuk ibu hamil yang terkontaminasi akrilamida banyinya berpotensi lahir cacat.
  • Bahaya Minyak Jelantah
    Kualitas minyak jelantah menurun dari minyak goreng baru. Minyak jelantah mengeluarkan kandungan polimer yang dapat terserap dalam makanan berupa asam lemak trans. Dan dalam minyak jelantah terdapat zat radikal bebas, seperti peroksida dan epioksida yang mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia. Misalnya saja, gangguan peroksida pada minyak jelantah mengakibatkan pemansana suhu tinggi hingga menggangu kesehatam, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol.
  • Bahaya Gorengan di Campur Dengan Plastik
    Banyak oknum-oknum tidak bertanggungjawab melakukan kecurangan dengan menggunakan plastik yang dimasukan pada minyak panas yang digunakan untuk menggoreng makanan agar gorengan terlihat lebih menarik dan lebih tahan lama. Desas-desus soal adanya jajanan gorengan berplastik mulai banyak diketahui oleh orang dari sejak lama. Temuan lapangan membuktikan jajanan gorengan berplastik ternyata bukan sekedar desas-desus. tak sedikit penjual gorengan yang menggoreng pisang, singkong, tempe atau pun bakwan tidak saja dengan minyak goreng, tapi juga kantung plastik, sedotan atau bahkan dirijen plastik. Bahan-bahan plastik ini digoreng terlebih dahulu dengan minyak panas hingga meleleh, baru kemudian produk gorengan dimasukkan. Hasilnya… gorengan menjadi renyah lebih lama dan sangat gurih. Pedagang yang menggoreng dengan resep ini mengaku mendapat konsumen lebih banyak sejak menerapkan teknik ini.
  • Bahaya Kertas Bekas Pembungkus Makanan
    Kertas bekas seperti koran, majalan atau ketas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena di dalam tinta terdapat timbal yang bersifat racun. ” Bila terkena panas atau minyak gorengan, tinta dapat larut dalam makanan” Ungkap M Ali Bata Harahap.
  • Bahaya Kantong Plastik Kresek Hitam Pembungkus Gorengan
    Kantong plastik kresek hitam adalah hasil dari daur ulang plastik- plastik bekas. Selain karena tidak hygienis ( kita tidak pernah tahu sebelumnya plastik- plastik bekas itu digunakan untuk membungkus apa ) kantong plastik kresek hitam bila digunakan untuk mewadahi langsung makanan akan melepaskan bahan-bahan berbahaya kedalam makanan, yang akhirnya dapat menimbulkan kanker dan kegagalan ginjal.


Nah berarti bukan pada bahan bakunya yang membuat tidak sehat, tapi disebabkan pada prosesnya, caranya, bahan menggorengnya seperti minyak, pembungkusnya dan ulah penjual itu sendiri yang tidak bertanggung jawab dengan menambahkan plastik untuk menggoreng gorengan. Lalu apa aja efek yang ditimbulkan jika kita terlalu banyak dan sering mengkonsumsi gorengan ?

Naga Hanya Legenda Atau Nyata

Penampakan ular naga, Mungkin itulah pokok pembicaraan yang hangat jika kita mendengar istilah naga dalam pembicaraan sehari hari. Naga bisa dikatakan adalah kakek buyut dari berbagai monster yang ada di dunia yang banyak di gambarkan atau dilukiskan di berbagai dinding goa selama 25.000 tahun dan selama 8000 tahun di Cina. Sahabat anehdidunia.com pada zaman suku Aztec dan Celtic pencitraan naga sangatlah ditakuti karena kepercayaan akan naga yang mempunyai cakar dan mengeluarkan api dari mulutnya. Apakah naga itu nyata atau hanya sekedar legenda?

fosil naga yang diyakini berita hoax
Naga merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan bangsa China. Hal ini dapat dilihat dari budaya China yang hampir semuanya berhubungan dengan hewan legenda ini. Sebaliknya, para peneliti telah lama meyakini bahwa naga hanyalah merupakan mahkluk khayalan semata yang hanya hadir dalam legenda-legenda klasik.

Namun sebuah penemuan pada tahun 1996 seolah menjawab keragu-raguan para ahli. Para arkeolog di China berhasil menemukan fosil naga ini di Desa Guanling, Kota Anshun, China. Penemuan ini membuktikan bahwa hewan yang dikeramatkan ini a pernah ada.

Dalam bingkai ilmu pengetahuan, naga merupakan reptil yang hidup di samudra pada masa Triasik sekitar 200 juta tahun yang lalu. Naga merupakan makhluk amfibi, ia banyak menghabiskan waktunya di air dan terkadang berjalan ke daratan. Naga merupakan legenda yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat China. Hewan dari masa lalu ini, sering hadir dalam kisah-kisah masa lalu China dan dianggap sebagai makhluk yang istimewa. Orang Mandarin juga meyakini bahwa mereka adalah titisan dari naga.

Hal inilah yang membuat penemuan pada tahun 1996 ini di sambut baik masyarakat. Fosil naga yang ditemukan di Desa Guanling itu dilengkapi dengan sepasang tanduk di atas kepalanya. Wujud dari naga ini menyerupai hewan legenda yang sering terdapat dalam legenda. Fosil ini dalam kondisi baik dengan Panjangnya keseluruhan mencapai 7,6 m, kepalanya 76 cm dan lehernya 54 cm. Tubuhnya memiliki panjang 2,7 m serta lebar 68 cm, dan buntutnya 3,7 m.

Kepala naga ini berbentuk segitiga, dengan lebar mulut 43 cm. Bagian terlebar di kepala naga ini mencapai 32 cm, kedua tanduknya, dengan bentuknya yang simetris menjulang dari bagian terlebar tersebut dan berukuran 27 cm. Tanduknya berbentuk agak sedikit melengkung serta condong ke samping, sehingga semakin membuat fosil tersebut menjadi seperti naga dalam legenda. Fosil itu pada akhirnya dipamerkan pada tahun 2007 di Xinwei Ancient Life Fossils Museum di Anshun, Guizhou, China.

Tak pelak lagi, penemuan ini benar-benar mengegerkan masyarakat. Karena ini adalah pertama kalinya bagi China untuk menemukan sebuah fosil “naga” yang dilengkapi sepasang tanduk. Penemuan ini menyajikan bukti tentang kemungkinan naga memiliki tanduk. Penemuan fosil ini memberi informasi ilmiah yang penting bagi manusia untuk melacak asal-usul legenda naga di China.

Penemuan di Yunnan dan Sungai Liachoe

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja2dA3AHD4-F-zzP7xUBJC-1HpIQCEeMkQkCMQ87m6G66ieOzVU-1IeY_CnF-hJNbXZztFvbQJmu9Q0XLriq3-BETdegN9m5poC85StwBKwrO7JVKXW1saMAMZds02Bu0pACoRuehT-SM/s1600/510265t.jpg

Penemuan lainnya terjadi di Provinsi di dekat sebuah desa di Fuyuan, China baratdaya pada tanggal 22 Januari 2007. Penduduk setempat menemukan fosil naga berukuran kecil yang telah melekat pada lempengan batu di dalam sebuah gua di atas sebuah bukit.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcxDuoDirs-Qf4JK6o93cl1RAa5-iP0ZV3cIoeWY2-ZH1And7iLHDLOCuW1OYwBoGU-L0a1UrY37WwCzEhHSPw6zXjoppZQFGhPDlhsWx_kARzyQn6COmkNg2Nc0h3XvuB5H_Rm-urfx0/s1600/australia-museum-victoria-chinese-reptile-fossil.jpg

Para petani di desa itu telah melakukan penggalian fosil sejak tahun 2000 untuk mencari “sisa-sisa” dari legenda naga karena terinspirasi oleh penemuan naga yang dipamerkan di Guizhou. Para petani melakukan itu untuk menambah penghasilan dengan menjual fosil tersebut kepada para peneliti.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidCA0AV78JyjXUcHWlYnPeh0AJT_hyQ_KDDp3MCmo9vNkjGOrwAwlaKHcRUyeHcuBW2zv-1RBu9hi-Bb79iuweU4Bk93S3ETHsENk-eNkbNsPfFzvGtj_0W_oYD-JK2JGOy-eKK2lO4ao/s1600/pterodragon.jpg

Sebelumnya, untuk membuktikan keberadaan naga itu, para arkeolog China melakukan ekskavasi sejak tahun 1983 di beberapa lokasi yang diyakini pernah ditinggali oleh peradaban China kuno. Ekskavasi pertama dilakukan di sekitar Desa Niuheliang, di kaki Gunung Merah (Red Mountain). Tepatnya, berada di lokasi lembah Sungai Liachoe. Dari beberapa temuan membuktikan, bahwa di daerah ini pernah ditinggali sebuah peradaban kuno yang cukup maju ribuan tahun silam.

Pada penggalian pertama, para arkeolog menemukan dua potongan batu giok berbentuk seekor naga. Giok naga ini diukir secara halus, berwarna hijau transparan. Penemuan pertama ini, menurut para arkeolog sangat berharga. Dari bukti itu terlihat peradaban ribuan tahun silam memang sudah mengenal budaya ukiran yang sangat halus dan tak kalah indah dengan hasil pahatan zaman sekarang

Penggalian hingga tahun 2003 itu melibatkan puluhan arkeolog dari Research Institute of Lioning Province, dan telah menyelesaikan pekerjaan pada 16 situs. Mereka mengaduk-aduk situs pada areal 1.576 meter persegi. Menggali enam kuburan kuno yang diduga adalah kuburan para pimpinan masa itu.

Dari hasil penggalian itu, ditemukan 479 potong bukti-bukti yang mengarah tentang keberadaan ular naga, dalam bentuk fosil rahang dan bagian tubuh lainnya yang diduga merupakan bagian tubuh dari seekor ular besar. Termasuk tiga potong patung naga yang terbuat dari batu giok halus, yang ditemukan dari kuburan kuno. Konon temuan giok patung naga itu, hampir sama dengan temuan hasil ekskavasi di Desa Sanxingtala pada tahun 1970. Desa ini masuk dalam wilayah Kota Cipeng di Monggolia Dalam.

Profesor So Bingqi, seorang arkeolog terkenal di China dan merupakan Ketua Asosiasi Arkeolog Cina mengungkapkan, temuan terbaru itu masih harus diteliti lebih jauh. Terutama dengan uji karbon, untuk menentukan umur binatang purba itu dan merekonstruksi seluruh bentuk fisiknya.

Penggalian dilakukan lebih dalam lagi, untuk mencari bagian fosil lainnya yang bisa membuktikan, apakah fosil itu merupakan binatang melata biasa atau memang seekornaga yang diduga hidup lebih muda beberapa ribu tahun dari zaman binatang purba Dinosaurus, T-Rex, Brontosaurus dan binatang-binatang purba lainnya.
Namun dari ukuran tubuh, yang bentuknya lebih kecil dibandingkan dengan sejenis dinosaurus, diduga kuat temuan itu memang adalah sejenis ular pemangsa. Karena terlihat dari taringnya yang sangat tajam yang mengarah ke dalam, seperti halnya pada binatang pemangsa lainnya yang ditemukan lebih dahulu seperti T-Rex.

Nenek Moyang Ular
Penelitian di sekitar lembah Sungai Liachoe terus dilanjutkan para arkeolog, untuk menentukan apakah temuan ini hanya satu-satunya bukti atau masih ada yang lain. Ternyata dugaan dari para arkeolog itu tidak sia-sia, penggalian di “Red Mountain Goddes”, ternyata ditemukan bukti lainnya yang saling mendukung. Temuan serupa di lokasi ini, menemukan beberapa bukti lain yang menguatkan keberadaan naga itu.

Baik arkeolog Bingqi maupun Daahun, anggota Tim Kerja pencari bukti keberadaannaga itu menyimpulkan, ular yang selama ini dimitoskan itu memang ada. Hanya apakah bentuknya memang sempurna, seperti nagayang digambarkan dalam bentuk patung seperti di biara atau hanya ular purba biasa? Semua itu masih dalam tanda tanya. Para arkeolog masih mencari bukti-bukti lain, dan merekonstruksinya secara sempurna.

Untuk sementara, mereka berhasil merekonstruksi temuan fosil itu adalah sejenis binatang ular purba. Hal ini terlihat jelas, dari kerangka kepala yang mengarah pada sebuah kerangka ular. Namun masih belum sempurna, karena beberapa bagian lain yang diduga berupa tulang rawan bentuknya masih samar-samar. Tapi semua arkeolog meyakini, fosil itu adalah fosil naga, nenek moyang ular-ular sekarang.

Mengenai keraguan bentuk naga sebenarnya, untuk sementara mereka sepakat gambaran patung-patung naga yang dibuat sejak ribuan tahun lalu, diduga kuat itu mewakili bentuk ular naga sebenarnya meski bukti-bukti pendukungnya masih dideteksi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDJQO5axFZHuMW3Nx7I9XDWXDDg_JZSkECqlhbKA38_Ee2ajFmvvxJd1XYospYe38bdU1-Zr1wmpbHWH4lPH0KE3RZhLs_LTZ3q0HsPQSYlcT6U7EUWOAX0_ntqhDodGPObbn8bhNRM2Y/s1600/dragon_rider.jpg

Mereka juga setuju bahwa gambaran yang ditemukan dalam bentuk patung giok naga(patung dari hancuran emas dan perungu, diperkirakan berumur 8.000 tahun lebih) merupakan gambaran bentuk asli dari naga yang kini tinggal fosilnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCOETc6c5fp7EsbVDw5FxZVYeRS-bZlRjd8qZ7Pv1pJcVu3m2y9a1ip-lV4kG7XPR0uLc3j3cqU9YEh3twJkM2wfsL4X4xdW1iw7toDrqq2QYctyDtugcQm-KhbcDArMci4WXY5PJ5VnM/s1600/20070113_183814.jpg

Pada akhirnya bukti-bukti bahwa naga pernah ada, layak didukung dengan harapan hendaknya hewan ini wakil dari wujud kebaikan. Sebab bukan tidak mungkin, pemujaan Bangsa China maupun bangsa lainnya dikarenakan suatu hal baik yang pernah dilakukan oleh naga atau “ hewan sejenis ular besar” kepada manusia di masa-masa lampau.

Bangsa dan Negara yang Memiliki Kisah Naga :
  • China : disebut Long, berbentuk ular dengan empat kaki yang berkuku
  • Vietnam : disebut Rong
  • Jepang : disebut Ryu, memiliki tiga kuku tajam
  • Korea : disebut Yong ( naga langit) , Yo (naga laut) dan Kyo (naga gunung)
  • Siberian : disebut Yilbegan – India : dikenali Vyalee dan banyak diukir di kuil Selatan India.
  • Germanic/Scandinavian : disebut Lindworm, berbentuk ular besar yang berkaki dua.
  • Wales : disebutY Ddraig Goch, naga merah yang tertera pada bendera negeri itu.
  • Hungarian : disebut Zomok, berbentuk ular yang tinggal dalam paya dan seringmemangsa khinzir atau biri-biri. Sárkánykígyó, berbentuk ular berkepak. Sárkány, naga berbentuk manusia yang memiliki banyak kepala.
  • Slavic : disebut Zmey, Zmiy dan Zmaj , menyerupai naga Eropa tetapi memiliki banyak kepala, dapat menyemburkan api.
  • Romanian : disebut Balaur, memiliki sirip, berukuran besar dan berkepala banyak. Chuvash: disebut Vere Celen, Amerika- Meso-amerika: disebutAmphitere,Inca: disebut Amaru, Brasil: dikenali sebagai Boi-tata.
Masih banyak lagi hal yang menuju pembuktian bahwa keberadaan Naga itu benar adanya namun tak satupun dari semua hal tersebut memberikan kepuasan dalam menjawab Legenda naga ini. Mungkin Naga akan tetap menjadi misteri sampai ujung jaman.

Genghis Khan, Sejarah Penemuan Kerajaan Mongolia

Genghis Khan adalah penguasa dari Asia Tengah yang hidup sekitar abad 12 – 13. Ia merupakan pendiri kerajaan Mongolia, salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah. Pada hari kematiannya, kerajaan Mongolia telah menguasai wilayah Cina dan Asia Tengah, dan pasukannya telah menjelajah hingga mencapai wilayah Kiev di Ukraina.
Menurut para sejarawan, Genghis Khan diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1160 dan meninggal pada Agustus 1227. Genghis Khan sering dianggap penguasa paling kejam dalam memperluas wilayah kekuasaan dari kerajaan Mongolia. Meski begitu, ia juga berhasil menstabilkan situasi politik di Jalur Sutra. Pada masa kekuasaannya, ia mampu meningkatkan perdagangan penduduk Asia di wilayah Timur Laut dengan penduduk Timur Tengah dan Eropa.

Kelahiran dan Masa Muda

Genghis Khan terlahir bernama Temujin. Ayahnya, bernama Yesukai, merupakan pemimpin 40.000 keluarga yang tergabung dalam klan Borjigin. Pada saat itu, Mongolia terdiri dari berbagai klan dan suku. Ibu Temujin, Hoelun, merupakan wanita yang sengaja diculik anggota klan untuk dipaksa menjadi istri Yesukai. Nama Temujin diberikan untuk merayakan kemenangan atas suku musuh, yang pemimpinnya juga bernama Temujin.
Kehidupan Genghis Khan kecil tidak banyak diketahui, akan tetapi kemungkinan besar ia menjalani situasi keras dan kasar karena menjalani kehidupan nomaden. Ia tinggal bersama kepala suku yang berperang, mabuk, bertarung, menikah, dan tidur ditemani senjata. Kehidupannya dekat dengan penderitaan, kelaparan, dan mesti berbagi dengan seluruh anggota suku.
Pada usia 9 tahun, Temujin bertunangan dengan Börte, anak perempuan berusia 10 tahun dari Dai Sechen, pemimpin dari suku Jungirat. Beberapa tahun setelah bertunangan, ayah Temujin meninggal dan kekuatan keluarganya mulai memudar akibat beberapa pengikut mulai meninggalkan klan. Temujin, bersama keluarga dan pengikut, terpaksa mencari kehidupan di padang rumput yang gersang, serta bertempur dengan klan lain dan gerombolan perompak.

Munculnya Genghis Khan

Setelah beberapa tahun tinggal klannya, Temujin merasa cukup kuat untuk menemui Dai Sechen dan menikahi Börte. Akan tetapi, Temujin ternyata tidak sekuat yang ia pikirkan. Dalam perjalanan pulang, Borte diculik dalam serangan yang dilakukan suku Merkit. Temujin mencari bantuan dari temannya Jamuqa dan Toghrul untuk membebaskan Börte. Mereka berhasil menyelamatkan Börte dan Temujin akhirnya menikah Börte.
Temujin berusaha menyatukan Mongolia. Saat itu, wilayah Mongolia terdiri dari berbagai suku (termasuk Mongolia sendiri) dan saling berperang satu sama lain. Pada tahun 1190, Temujin dan pengikutnya berhasil menyatukan wilayah konfederasi Mongolia (sebagan kecil wilayah Mongolia saat ini) dan menjadi penguasa. Meski awalnya Temujin membangun kekuasaan secara kekeluargaan, perlahan ia menjadi cenderung menghargai kualitas dan loyalitas. Pada saat itu, ia memberlakukan aturan Yassa. Aturan tersebut menjanjikan warga sipil dan tentara memperoleh kekayaan dari pembagian harta rampasan perang secara merata.
Upaya Temujin menjadi menyatukan seluruh wilayah Mongolia membuatnya bersekutu dengan Toghrul pada tahun 1200. Mereka sukses menaklukkan suku Tatar pada tahun 1202. Akan tetapi, persekutuan keduanya pecah setahun kemudian dan Toghrul terbunuh pada peperangan antar keduanya.
Pada 1206, Temujin sukses menguasai hampir seluruh wilayah Mongolia. Kekuatannya membuat suku yang tersisa terpaksa mengalah dan mengakui dirinya sebagai pemimpin. Atas keberhasilan Temujin menjadi pemimpin Mongolia, ia mengambil nama sebagai Genghis Khan. Khan merupakan julukan yang diberikan kepada penguasa, sedangkan arti dari Genghis masih diperdebatkan. Beberapa mengartikan Genghis sebagai “lautan”, namun kata Genghis Khan biasanya diartikan “pemimpin tertinggi”.

Membangun Kerajaan Mongolia

Setelah berhasil menyatukan Mongolia, Genghis Khan memperluas wilayah kekuasaan melawan Dinasti Jin dan berhasil menguasai ibukota Zhongdu (berlokasi di dekat Beijing) pada tahun 1215. Ia melanjutkan memperluas wilayah hingga Asia Tengah. Pada tahun 1219, Genghis Khan berhasil mengalahkan kerajaan Khawarizm dengan membawa sekitar 200.000 pasukan.
Alasan Genghis Khan menyerang kerajaan Khawarizm masih menjadi perdebatan. Salah satu kemungkinan adalah Mongolia mengalami kekurangan pasokan hewan. Genghis Khan diperkirakan menyerang negara lain untuk mendapat pasokan hewan dan mencegah kelaparan. Kemungkinan lainnya adalah cuaca kering yang terjadi di Mongolia sehingga Genghis Khan memutuskan mencari wilayah baru bagi rakyatnya.
Penaklukan yang cepat dan agresif dari pasukan Mongol ini mengejutkan dunia. Genghis Khan hanya menggunakan taktik perang lama dan mestinya membutuhkan ilmu dari negara lain untuk mempelajari taktik perang terbaru. Meskipun demikian, Genghis Khan ternyata berhasil mengubah sistem pemerintahan dan organisasi. Ia juga mengubah masyarakat Mongolia dari suku terbelakang menjadi salah satu kelompok yang berhasil menjalankan pemerintahan.
Saat Genghis Khan menguasai wilayah diluar Mongolia, ia mulai menerapkan struktur administratif yang lebih rumit dan sistem pajak yang teratur. Ia juga merekrut penduduk setempat, seperti Turki, Cina, dan lainnya, untuk merancang sistem yang lebih stabil agar dapat menciptakan pemerintahan yang lebih teratur.
Sejalan dengan pemikirannya, Genghis Khan menciptakan aturan pada setiap kesempatan dan aturan tersebut berlaku untuk setiap situasi. Selain itu, ia juga tegas menghukum setiap pelaku kriminal. Aturan Yassa tetap ditegakkan sehingga setiap pasukannya mendapat harta jarahan perang secara merata. Ia juga selalu memastikan pasukannya mengikuti latihan rutin dengan fokus latihan berburu. Kebijakan militer Genghis Khan membuat pasukannya tetap kompak, bahkan saat mereka berada jauh dari kampung halaman.
Genghis Khan juga selalu meminta pasukannya untuk tidak menghancurkan karya seni dan artistik, serta membebaskan para pemuka agama. Ia sangat menghormati orang yang taat pada ajaran agama, meski Genghis Khan tidak meyakini ajaran tersebut. Genghis Khan sendiri mengikuti sistem keyakinan Shamanisme (semacam aliran dukun) yang berasal dari kampung halamannya di Mongolia.

Kematian Genghis Khan

Di akhir usianya, Genghis Khan menemui pendeta Taoisme yang ia percaya mengetahui rahasia kehidupan abadi. Namun di tengah perjalanan, ia mesti menghadapi serangan orang Tangut yang merasa Genghis Khan telah mengingkari perjanjian dengan mereka.
Pada 1226, Genghis Khan memulai serangan balasan terhadap suku Tangut. Ia dengan cepat mengambil alih beberapa wilayah Tangut. Ia berhasil mengepung kota Lingzhou milik Tangut, menyeberangi sungai Kuning, dan mengalahkan pasukan Tangut. Menurut legenda, Genghis Khan melihat garis dari 5 bintang tersusun di langit dan ia menganggapnya sebagai pertanda kemenangannya.
Pada 1227, pasukan Genghis Khan menyerang dan menghancurkan Ning Hia yang merupakan ibukota Tangut. Ia mengambil alih seluruh wilayah Tangut dan beristirahat di Liupanshan untuk menghabiskan musim panas. Akan tetapi, kelompok Tangut ternyata masih memberontak dan hal tersebut memicu kemarahan Genghis Khan. Ia menghancurkan para pemberontak Tangut dan memerintahkan untuk menghukum mati seluruh anggota keluarga kerajaan Tangut, yang akhirnya menghabiskan seluruh garis keturunan Tangut.
Kematian Genghis Khan sendiri masih menjadi misteri. Menurut legenda, Genghis Khan dikebiri putri Tangut menggunakan pisau karena kelakuannya terhadap kaum Tangut dan menghentikan upaya perkosaan dari Genghis Khan terhadap dirinya. Setelah dikebiri, Genghis Khan meninggal dan putri Tangut bunuh diri di Sungai Kuning. Akan tetapi, legenda ini belum terbukti kebenarannya.
Kenyataannya, Genghis Khan memang tewas dalam perjalanan menuju Tangut dan jasadnya dibawa kembali di Mongolia. Ia dikubur dalam makam yang relatif sederhana untuk ukuran penguasa, namun lokasi makamnya belum diketahui hingga kini. Setelah kematiannya, salah satu putranya bernama Ogedai mengambil alih tahta kekuasaan. Meski awalnya penerus Genghis Khan berhasil menjaga kestabilan dan memperluas wilayah kekuasaan, berikutnya Mongolia mengalami konflik dan keberadaannya menjadi terancam. Pada akhirnya, kerajaan ini runtuh pada tahun 1368 setelah sebelumnya beberapa wilayah kekuasaan berhasil memisahkan diri.
- See more at: http://www.bglconline.com/2014/09/genghis-khan-kerajaan-mongolia/#sthash.zYEqRRyf.dpuf